Reverrensi 1: (menurut saya ini aja)
Sub-jaringan, atau subnet, adalah pembagian secara yang terlihat secara fisik dari IP jaringan.[1] Praktik membagi jaringan menjadi dua atau lebih jaringan disebut subnetting.
Semua komputer yang termasuk dalam sebuah subnet dialamatkan dengan bit-group umum, identik, dan paling signifikan dalam alamat IP mereka. Hal ini menyebabkan pembagian logis dari alamat IP ke dua bidang, jaringan atau routing prefix dan sisa field atau pengenal host. Field sisanya adalah pengidentifikasi untuk host tertentu atau antarmuka jaringan.
Reverensi 2:
Pengertian Subnetting
Subnetting
adalah proses memecah jaringan / network menjadi beberapa sub network atau
dalam pengertian lain menurut saya adalah menjadikan host sebagai subnet.
Mengapa dibutuhkan Subnetting ?
Subnetting
dibutuhkan untuk efisiensi dan optimalisasi suatu jaringan. Sebagai contoh
apabila pada sebuah perusahaan terdapat 120 komputer dan di perusahaan tersebut
terdiri dari 4 divisi yang setiap divisinya terdapat 30 komputer. Tentu akan
sangat sulit bagi administrator jaringan untuk mengelola 120 komputer yang
terdapat dalam satu jaringan tunggal, untuk itulah pembagian jaringan
diperlukan agar administrator jaringan dapat lebih mudah mengelola jaringan.
Keuntungan
- Mempermudah
pengelolaan jaringan
- Untuk
mengoktimalisasi jaringan karena tidak terpusat pada satu jaringan tunggal
- Mempermudah
pengidentifikasian masalah dan mengisolasi masalah hanya pada satu subnet
tertentu
Perhitungan Subnetting
-0Penulisan IP address umumnya adalah 192.168.1.1 tetapi
pada beberapa waktu ada juga yang menulis 192.168.1.1 / 24 itu dibacanya
192.168.1.1 dengan subnet mask 255.255.255.0 kerena /24 diambil dari
penghitungan 24 bit subnet mask di tulis "1", dengan begitu
subnetmasknya adalah 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).
Konsep inilah yang disebut CIDR (classless inter-domain routing).
Subnet mask yang digunakan untuk
subnetting
255.128.0.0
|
/ 9
|
255.192.0.0
|
/ 10
|
255.224.0.0
|
/ 11
|
255.240.0.0
|
/ 12
|
255.248.0.0
|
/ 13
|
255.252.0.0
|
/ 14
|
255.254.0.0
|
/ 15
|
255.255.0.0
|
/ 16
|
255.255.128.0
|
/ 17
|
255.255.192.0
|
/ 18
|
255.255.224.0
|
/ 19
|
255.255.240.0
|
/ 20
|
255.255.248.0
|
/ 21
|
255.255.252.0
|
/ 22
|
255.255.254.0
|
/ 23
|
255.255.255.0
|
/ 24
|
255.255.255.128
|
/ 25
|
255.255.255.192
|
/ 26
|
255.255.255.224
|
/ 27
|
255.255.255.240
|
/ 28
|
255.255.255.248
|
/ 29
|
255.255.255.252
|
/ 30
|
Perhitungan pada IP kelas C
Sebagai contoh network address 192.168.1.0 /26
IP address : 192.168.1.0
Subnet mask : /26 = 255.255.255.192
(11111111.11111111.11111111.11000000)
Perhitungan
1. Jumlah subnet --> Rumus = 2x dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir pada subnet mask (8 angka terakhir bagi yang belum tahu).
1. Jumlah subnet --> Rumus = 2x dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir pada subnet mask (8 angka terakhir bagi yang belum tahu).
Pada
contoh diatas terdapat 2 binari satu pada oktet terakhir jadi 22 =
4. Jadi jumlah subnetnya adalah 4.
2. Jumlah host per subnet --> Rumus =2y -2 dimana y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 6 binari nol pada oktet terakhir jadi 26 - 2 = 62. Jadi jumlah host per subnetnya adalah 62.
3. Blok subnet --> Rumus = 256 - nilai terakhir dari subnet mask dan lipatkan hasil pengurangan itu hingga mencapai jumlah subnet yang dibutuhkan (0 termasuk subnet).
Pada contoh diatas nilai terakhir pada subnet mask adalah 192, jadi 256 - 192 = 64. Blok subnetnya adalah 0, 64, 128, dan 192.
4. Host dan broadcast yang digunakan --> host yang digunakan adalah satu angka setelah subnet sedangkan broadcast adalah satu angka sebelum subnet.
2. Jumlah host per subnet --> Rumus =2y -2 dimana y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 6 binari nol pada oktet terakhir jadi 26 - 2 = 62. Jadi jumlah host per subnetnya adalah 62.
3. Blok subnet --> Rumus = 256 - nilai terakhir dari subnet mask dan lipatkan hasil pengurangan itu hingga mencapai jumlah subnet yang dibutuhkan (0 termasuk subnet).
Pada contoh diatas nilai terakhir pada subnet mask adalah 192, jadi 256 - 192 = 64. Blok subnetnya adalah 0, 64, 128, dan 192.
4. Host dan broadcast yang digunakan --> host yang digunakan adalah satu angka setelah subnet sedangkan broadcast adalah satu angka sebelum subnet.
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broad cast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
Perhitungan pada IP kelas B
Sebagai contoh network address 175.1.0.0 /19
IP address : 175.1.0.0
Subnet mask : /19 = 255.255.224.0
(11111111.11111111.11100000.00000000)
Perhitungan
1. Jumlah subnet --> Rumus = 2x dimana x adalah
banyaknya binari 1 pada dua oktet terakhir pada subnet
mask (16 angka terakhir).
Pada contoh diatas terdapat tiga binari "1"
pada dua oktet terakhir, jadi 23 = 8. Jadi jumlah subnetnya
adalah 8.
2. Host per subnet --> Rumus = 2y - 2 dimana y adalah banyaknya binari 0 pada dua oktet terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 13 binari "0" pada dua oktet terakhir, jadi 213 - 2 = 8190. Jadi jumlah host per subnetnya adalah 8190.
2. Host per subnet --> Rumus = 2y - 2 dimana y adalah banyaknya binari 0 pada dua oktet terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 13 binari "0" pada dua oktet terakhir, jadi 213 - 2 = 8190. Jadi jumlah host per subnetnya adalah 8190.
3. Blok subnet --> Rumus = 256 - nilai terakhir dari subnet mask dan lipatkan hasil pengurangan itu hingga mencapai jumlah subnet yang dibutuhkan (0 termasuk subnet).
Pada contoh diatas nilai terakhir adalah 224, jadi 256 - 224 = 32. Blok subnetnya adalah 0, 32, 64, 96, 128, 160, 192, dan 224.
4. Host dan broadcast yang digunakan --> host yang digunakan adalah satu angka setelah subnet sedangkan broadcast adalah satu angka sebelum subnet.
Berikut adalah tabel penjelasan 2 subnet pertama dan 2 subnet terakhir.
Subnet
|
175.1.0.0
|
175.1.32.0
|
175.1.192.0
|
175.1.224.0
|
Host pertama
|
175.1.0.1
|
175.1.32.1
|
175.1.192.1
|
175.1.224.1
|
Host terakhir
|
175.1.31.254
|
175.1.63.254
|
175.1.223.254
|
175.1.255.254
|
Broad cast
|
175.1.31.255
|
175.1.63.255
|
175.1.223.255
|
175.1.255.255
|
Perbedaannya dengan perhitungan IP kelas C ketika oktet terakhir sudah mencapai 255, oktet ketiga maju dari 0 menjadi 1 dan ketika sudah mencapai 255 lagi maju lagi dari 1 menjadi 2. (contoh : 175.1.0.255 --> 175.1.1.0 -->175.1.1.1)
Perhitungan pada IP kelas A
Sebagai contoh network address 72.0.0.0 /12
IP address : 72.0.0.0
Subnet mask : /12 = 255.240.0.0
(11111111.11110000.00000000.00000000)
Perhitungan
1.
Jumlah subnet --> Rumus = 2x dimana x adalah
banyaknya binari "1" pada 3 oktet terakhir pada subnet
mask (24 angka terakhir).
Pada contoh diatas terdapat 4 binari 1 pada 3 oktet terakhir, jadi 24 = 16. Jadi jumlah subnetnya adalah 16.
2. Jumlah host per subnet --> Rumus = 2y - 2 dimana y adalah banyaknya binari "0" pada 3 oktet terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 20 binari 1 pada 3 oktet terakhir, jadi 220 = 1.048.576. Jadi jumlah host per subnetnya adalah 1.048.576.
3. Blok subnet --> Rumus = 256 - nilai terakhir dari subnet mask dan lipatkan hasil pengurangan itu hingga mencapai jumlah subnet yang dibutuhkan (0 termasuk subnet).
Pada contoh diatas nilai terakhir adalah 240, jadi 256 - 240 = 16. Blok subnetnya adalah 0, 16, 32, 48, 64, 80, 96, 112, 128, 144, 160, 176, 192, 208, 224, dan 240.
4. Broadcast dan host yang digunakan --> host yang digunakan adalah satu angka setelah subnet sedangkan broadcast adalah satu angka sebelum subnet.
Berikut adalah tabel penjelasan 2 subnet pertama dan 2 subnet terakhir.
Pada contoh diatas terdapat 4 binari 1 pada 3 oktet terakhir, jadi 24 = 16. Jadi jumlah subnetnya adalah 16.
2. Jumlah host per subnet --> Rumus = 2y - 2 dimana y adalah banyaknya binari "0" pada 3 oktet terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 20 binari 1 pada 3 oktet terakhir, jadi 220 = 1.048.576. Jadi jumlah host per subnetnya adalah 1.048.576.
3. Blok subnet --> Rumus = 256 - nilai terakhir dari subnet mask dan lipatkan hasil pengurangan itu hingga mencapai jumlah subnet yang dibutuhkan (0 termasuk subnet).
Pada contoh diatas nilai terakhir adalah 240, jadi 256 - 240 = 16. Blok subnetnya adalah 0, 16, 32, 48, 64, 80, 96, 112, 128, 144, 160, 176, 192, 208, 224, dan 240.
4. Broadcast dan host yang digunakan --> host yang digunakan adalah satu angka setelah subnet sedangkan broadcast adalah satu angka sebelum subnet.
Berikut adalah tabel penjelasan 2 subnet pertama dan 2 subnet terakhir.
Subnet
|
72.0.0.0
|
72.16.0.0
|
72.224.0.0
|
72.240.0.0
|
Host prtm
|
72.0.0.1
|
72.16.0.1
|
72.224.0.1
|
72.240.0.1
|
Host trkhr
|
72.15.255.254
|
72.31.255.254
|
72.239.255.254
|
72.255.255.254
|
Broad cast
|
72.15.255.255
|
72.31.255.255
|
72.239.255.255
|
72.255.255.255
|
Perbedaannya dengan IP address kelas B ketika oktet terakhir mencapai 255, oktet ketiga maju dari 0 menjadi 1 dan ketika oktet ketiga sudah mencapai 255, oktet kedua maju dari 0 menjadi 1 (contohnya : 72.0.0.0 --> 72.0.0.255 --> 72.0.1.0 --> 72.0.255.0 --> 72.1.0.0).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar